Perkembangan anak usia dini
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Perkembangan merupakan suatu perubahan
yang berlangsung seumur hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandirian. Ciri-ciri perktumbuhan dan perkembangan anak
antara lain, menimbulkan perubahan, berkolerasi dengan pertumbuhan, memiliki
tahap yang beruutan dan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan berbicara dan menulis merupakan suatu proses yang menggunakan bahasa ekspresif dalam membentuk arti. Perkembangan berbicara pada awal dari anak yaitu menggumam maupun membeo.Menurut pendapat Dyson bahwa perkembangan berbicara terkadang individu dapat menyesuaikan dengan keinginannya sendiri, hal ini tidak sama dengan menulis.
Seorang bayi dari hari ke hari akan mengalami perkembangan bahasa dan kemampuan bicara, namun tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang cepat berbicara ada pula yang membutuhkan waktu agak lama. Untuk membantu perkembangannya ibu dapat membantu memberikan stimulasi yang disesuaikan dengan keunikan masing-masing anak.
Scjalan dengan perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani tcrutama yang bertalian dengan proses bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas, misalnya dengan orang di sekitarnya lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang baru dikenal dan bersahabat dengannya.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengertian bahasa dan berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang’diutarakan dalam bentuk lisan. tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ckspresi wajah pantomim atau seni. Sedangkan bicara adalah bahasa lisan yang merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling penting serta paling banyak dipergunakan. Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak. Orang tua sebaiknya selalu memperhatikan perkernbangan tersebtit, sebab pada masa ini, sangat menentukan proses belajar. Hal ini dapat. dilakukan dengan memberi contoh yang baik, memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan scbagainya
Perkembangan berbicara dan menulis merupakan suatu proses yang menggunakan bahasa ekspresif dalam membentuk arti. Perkembangan berbicara pada awal dari anak yaitu menggumam maupun membeo.Menurut pendapat Dyson bahwa perkembangan berbicara terkadang individu dapat menyesuaikan dengan keinginannya sendiri, hal ini tidak sama dengan menulis.
Seorang bayi dari hari ke hari akan mengalami perkembangan bahasa dan kemampuan bicara, namun tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang cepat berbicara ada pula yang membutuhkan waktu agak lama. Untuk membantu perkembangannya ibu dapat membantu memberikan stimulasi yang disesuaikan dengan keunikan masing-masing anak.
Scjalan dengan perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani tcrutama yang bertalian dengan proses bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas, misalnya dengan orang di sekitarnya lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang baru dikenal dan bersahabat dengannya.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengertian bahasa dan berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang’diutarakan dalam bentuk lisan. tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ckspresi wajah pantomim atau seni. Sedangkan bicara adalah bahasa lisan yang merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling penting serta paling banyak dipergunakan. Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak. Orang tua sebaiknya selalu memperhatikan perkernbangan tersebtit, sebab pada masa ini, sangat menentukan proses belajar. Hal ini dapat. dilakukan dengan memberi contoh yang baik, memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan scbagainya
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah
perkembangan usia dini
2. Bagaimanakah
perkembangan motorik anak usia dini
3. Bagaimanakah
perkembangan kognitif anak usia dini
4. Bagaimanakah
perkembangan bahasa anak usia dini
1.3
tujuan
1. untuk
mengetahui perkembangan usia dini
2. untuk
mengetahui perkembangan motorik anak
usia dini
3. untuk
mengetahui perkembangan kognitif anak
usia dini
4. untuk
mengetahui perkembangan bahasa anak usia
dini
1.4 manfaat
1. mengetahui
perkembangan usia dini
2. mengetahui
perkembangan motorik anak usia dini
3. mengetahui
perkembangan kognitif anak usia dini
4. mengetahui perkembangan bahasa anak usia dini
BAB II
PEMBAHASAN
2.
1 Perkembangan Anak Usia Dini
A. Karakteristik Anak
Batasan
tentang masa anak cukup bervariasi, istilah anak usia dini adalah anak yang
berkisar antara usia 0-8 tahun. Namun
bila dilihat dari jenjang pendidikan yang berlaku di Indonesia, maka yang
termasuk dalam kelompok anak usia dini adalah anak usia SD kelas rendah (kelas
1-3), Taman Kanak-kanak, Kelompok Bermain dan anak masa sebelumnya (masa bayi).
Masa
usia dini merupakan masa yang penting yang perlu mendapat penanganan sedini
mungkin. Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa masa anak usia dini merupakan
masa perkembangan yang sangat pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya.
Anak memiliki dunia dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dari dunia
dan karakteristik orang dewasa. Anak sangat aktif, dinamis, antusias dan hampir
selalu ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya, seolah-olah tak pernah
berhenti untuk belajar.
B. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Pertumbuhan
dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat kuantitatif atau mengandung
arti adanya perubahan dalam ukuran dan struktur tubuh sehingga lebih banyak
menyangkut perubahan fisik.
Selain
itu, pertumbuhan dipandang pula sebagai perubahan secara fisiologis sebagai
hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik Hasil dari pertumbuhan ini berupa bertambah panjang tulang-tulang
terutama lengan dan tungkai, bertambah tinggi dan berat badan serta makin
bertambah sempurnanya susunan tulang dan jaringan syaraf. Pertumbuhan ini akan
terhenti setelah adanya maturasi atau kematangan pada diri individu.
Berbeda
dengan pertumbuhan, perkembangan adalah suatu perubahan yang bersifat
kualitatif yaitu berfungsi tidaknya
organ-organ tubuh. Perkembangan dapat juga dikatakan sebagai suatu urutan
perubahan yang bersifat saling mempengaruhi antara aspek-aspek fisik dan psikis
dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contoh, anak diperkenalkan bagaimana
cara memegang pensil, membuat huruf-huruf dan diberi latihan oleh orang tuanya.
Kemampuan belajar menulis akan mudah dan cepat dikuasai anak apabila proses
latihan diberikan pada saat otot-ototnya telah tumbuh dengan sempurna, dan saat
untuk memahami bentuk huruf telah diperoleh. Dengan demikian anak akan mampu
memegang pensil dan membaca bentuk huruf. Melalui belajar anak akan berkembang,
dan akan mampu mempelajari hal-hal yang baru. Perkembangan akan dicapai karena
adanya proses belajar, sehingga anak memperoleh pengalaman baru dan menimbulkan
perilaku baru.
Dalam
masa perkembangan, anak diharapkan dapat menguasaikan kemampuan
sebagai berikut:
1.
Belajar keterampilan fisik yang
diperlukan dalam permainan.
Anak
pada masa inisenang sekali bermain, untuk itu diperlukan
keterampilan-keterampilan fisikseperti menangkap, melempar, menendang bola,
berenang, atau mengendaraisepeda.
2.
Pengembangan
sikap yang menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai individu yang
sedangberkembang.
Pada
masa ini anak dituntut untuk mengenal dan dapat memeliharakepentingan dan
kesejahteraan dirinya. Dapat memelihara kesehatan dankeselamatan diri,
menyayangi diri, senang berolah raga serta berekreasi untuk menjaga kesehatan
dirinya.
3.
Belajar berkawan dengan teman
sebaya.
Pada
masa ini anak dituntut untuk mampu bergaul, bekerjasama dan membina hubungan
baik dengan teman sebaya, saling menolong dan membentuk kepribadian sosial.
4.
Belajar
menguasai keterampilan-keterampilan intelektual dasar
yaitu
membaca, menulis dan berhitung. Untuk melaksanakan tugasnya di sekolah dan
perkembangan belajarnya lebih lanjut, anak pada awal masa ini belajar menguasai
kemampuan membaca, menulis dan berhitung.
5.
Pengembangan konsep-konsep yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari.
Agar dapat menyesuaikan
diri dan berperilaku sesuai dengan tuntutan dari lingkungannya, anak dituntut
telah memiliki konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
6.
Pengembangan moral, nilai dan hati
nurani.
Pada
masa ini anak dituntut telah mampu menghargai perbuatan yang sesuai dengan
moral dan dapat melakukan kontrol terhadap perilakunya sesuai dengan moral.
7.
Memiliki kemerdekaan pribadi.
Secara
berangsur-angsur pada masa ini anak dituntut memiliki kemerdekaan pribadi. Anak
mampu memilih, merencanakan, dan melakukan pekerjaan atau kegiatan tanpa
tergantung pada orang tua atau orang dewasa lain.
8.
Pengembangan sikap terhadap lembaga
dan kelompok sosial.
Anak
diharapkan telah memiliki sikap yang tepat terhadap lembaga dan unit atau
kelompok sosial yang ada dalam masyarakat.
2. 2 Perkembangan motorik
Perkembangan
motorik kasar anak usia dini, khususnya anak TK (usia antara 4 sampai dengan 6
tahun) antara lain:
1. Memanjat
tangga-tangga di lapangan bermain
2. Menangkap
bola pada tangan dengan siku menekuk
3. Menikung
pada belokan tajam dengan sepeda roda tiga
4. Melempar
bola melebihi 3,5 meter
5. Tetap
seimbang ketika berjalan mundur
6. Menuruni
tangga langkah demi langkah
7. Membawa
gelas berisi air tanpa menumpahkan isinya
8. Berjalan
mundur pada garis yang ditentukan
9. Berjinjit
dengan tangan di pinggul
10. Melompat-lompat
dengan kaki bergantian
11. Berlari
dan langsung menendang bola
12. Mengayunkan
satu kaki ke depan atau ke belakang tanpa kehilangan keseimbangan
13. Melambungkan
bola tenis dengan satu tangan dan menangkapnya dengan dua tangan
14. Menyentuh
jari kaki tanpa menekukkan lutut
Model pengembangan motorik kasar
anak pra sekolah/TK antara lain:
1. Membawa
anak ke sebuah lapangan yang memiliki gundukan tanah yang menyerupai bukit,
diharapkan anak akan menaiki dan menuruninya secara berkesinambungan.
2. Meminta
anak berdiri sambil memegang bola, bola dilemparkan ke atas dan anak itu
berusaha menangkap kembali bola tersebut.
3. Membuat
sebuah garis di atas tanah atau lantai berukuran 20 cm panjang 4 meter atau
bentuk papan titian, diharapkan anak berjalan maju dan mundur di atas garis itu
4. Menyediakan
tambang berukuran 2 meter yang menggantung pada sebuah penyangga, diharapkan
anak memanjat dan menggelantung beberapa saat pada tali tersebut.
5. Membuat
dua garis yang lebarnya 50 cm ibarat sebuah parit, diharapkan anak melintasi
garis tersebut dengan cara melompatinya
1.Konsep Dasar Gerak
Kemampuan
gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna meningkatkan
kualitas hidup. Perkembangan penguasaan gerak terjadi sejalan dengan
pertumbuhan fisik, pada masa awal dan pembentukan pola gerak dasar. Gerak dasar
tersebut meliputi berjalan, berlari, melompat dan meloncat. Kesalahan pada
gerak dasar yang tidak dikoreksi akan merugikan anak tersebut dan akan bersifat
menetap dan sukar untuk dirubah, kerugian tersebut meliputi:
1.
tidak efisiensinya gerakan,
2.
buruknya mekanika pada saat penampilan,
3.
kemungkinan terjadinya cidera lebih
besar,
4.
pengeluaran energi lebih
besar/pemborosan energi dan
5.
prestasi yang diraih tidak maksimal
akibat dari menurunnya kualitas gerak.
Kemampuan gerak dasar dibagi menjadi
tiga kategori yaitu “ Locomotor, Non locomotor, dan manipulatif.
Kemampuan locomotor digunakan untuk
memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh
ke atas seperti : lompat dan loncat. Kemampuan gerak lainnya adalah berjalan,
berlari, skipping, melompat, meluncur, dan lari seperti kuda berlari (gallop).
Kemampuan non locomotor dilakukan di tempat, tanpa ada ruang gerak yang
memadai. Kemampuan non locomotor terdiri dari menekuk dan meregang, mendorong
dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat
dan memutar, mengocok, melingkar, melambungkan dan lain-lain. Kemampuan
manipulatif dikembangkan ketika anak tengah menguasai macam-macam obyek.
Kemampuan
manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari
tubuh kita juga dapat digunakan. Manipulasi obyek jauh lebih unggul daripada
koordinasi mata-kaki dan tangan-mata yang mana cukup penting untuk item:
berjalan (gerakan langkah) dalam ruang. Bentuk-bentuk kemampuan manipulatif
terdiri dari: gerakan mendorong (melempar, memukul, menendang), gerakan
menerima (menangkap) obyek adalah kemampuan penting yang dapat diajarkan dengan
menggunakan bola yang terbuat bantalan karet (bola medicin) atau macam-macam
bola yang lain dan gerakan memantul-mantulkan bola atau
menggiring bola.
Dengan
bertambahnya umur seseorang akan berkembang melalui suatu rangkaian tingkatan
yang bertahap dan sifat-sifat fisik akan berubah serta keterampilan baru akan
dipengaruhi dan disempurnakan. Rosenblatt (1974:48-54) menyatakan setiap
manusia mempunyai perkembangan yang khas, terdapat rangkaian dengan ciri
tertentu yang muncul pada interval tertentu serta terdapat urutan pola yang
sama walaupun laju perkembangan dapat berbeda sehingga polapola perkembangan
tersebut dapat diramalkan.
Perkembangan
motorik pada permulaannya tergantung pada proses kematangan yang selanjutnya
kematangan tergantung dari belajar dan pengetahuan serta pengalaman. Pengalaman
masa kanak-kanak akan sangat bermanfaat pada masa dewasa, diantaranya kemampuan
dalam memecahkan suatu masalah baik dalam bentuk keseharian maupun dalam bentuk
kemampuan berolahraga. Dengan demikian semakin banyak pengalaman masa kecil
akan semakin besar dalam menemukan kemampuan penguasaan pola gerak dasar dan
akan membentuk menjadi olahragawan pada cabang tertentu. Pola-pola gerak dasar
berkat pengalaman gerakan pada masa kanak-kanak akan menentukan kualitas
gerakan karena pada masa kanak-kanak selalu didorong bergerak dengan pola gerak
dasar yang benar.
Tiga
tingkat perkembangan dapat dengan mudah dikenali di dalam tahap
praketerampilan. Tahap-tahap ini dinamai tingkat refleksi, integrasi sensorik
(penggabungan sensor) dan pola gerakan dasar. Perkembangan pola gerakan dasar
awal masa anak-anak (usia 2 – 8 tahun) ditunjukkan oleh pencapaian dan
pengembangan yang cepat dari kemampuan gerak yang semakin kompleks.
Gerakan-gerakan terpisah yang ada selama tahap perpaduan secara perlahan
dipadukan dalam pola-pola gerak yang bertujuan. Anak-anak semakin aktif
terlibat dalam menyelidiki lingkungannya
dari gaya berjalan yang meningkat menandai permulaan perkembangan pola gerak
dasar. Adapun gerakan-gerakan tersebut meliputi, berjalan, berlari, melompat,
meloncat, dan melempar.
2. Prestasi Olah Raga
Pembinaan
dan pengembangan olah raga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan jasmani dan rohani dan meningkatkan prestasiolah raga yang dapat
membangkitkan rasa kebanggaan nasional, sehingga akan dapat membentuk watak dan
kepribadian yang baik, disiplin dan sportivitas yangtinggi (Depdikbud, 1997).
Oleh karena itu upaya peningkatan prestasi olahraga perlu terus dilakukan
secara terpogram dan berkelanjutan melalui pemanduan
bakat, pembibitan, pendidikan dan
pelatihan olah raga. Pembibitan atlet sebaiknya dilakukan sejak usia dini,
karena untuk menjadi atlet yang berprestasi membutuhkan waktu yang lama. Hewia
Fallak (Wie Crozek, 1978 : 6) menyusun pembinaan olah raga dalam tiga tahap
yaitu tahap persiapan, tahap pembangunan dan tahap spesialisasi. Wismoyo (1997)
menyebutkan bahwa prestasi dan bidang olah raga dapat dicapai jika bibit-bibit
atlet dibina sejak dini, dengan penanganan secara alamiah, latihan kontinyu,
bertahap dan berkelanjutan selama delapan sampai sepuluh tahun.
Latihan
motorik kasar yang menyenangkan anak, baik jenis dan aktifitas yang dilakukan
yang sifatnya menarik, maka diharapkan aspek perkembangan secara menyeluruh
meningkat. Bagi anak yang kemampuan motorik kasar tertinggal dengan kemampuan
teman sebaya, maka dirinya merasa berbeda dengan temannya. Dengan demikian temuan
yang diperoleh dapat digunakan sebagai kontrol atau pengawasan terhadap anak
agar latihan motorik kasar dapat
dilakukan untuk semua anak. Sebagai
dasar gerak merupakan kemampuan yang anak lakukan guna meningkatkan kualitas
hidup. Gerak tersebut bercirikan gerak yang melibatkan kelompok otot-otot besar
sebagai dasar utama gerakannya. Penampilan ketrampilan gerak dasar ini
memerlukan koordinasi gerak yang tinggi, sebab tidak ada satu pun ketrampilan
olah raga yang tidak disertai oleh ketrampilan yang halus. Semua gerakan atau
tindakan terdiri dari sebuah kontinum antara yang halus dan yang kasar.
Model
pengembangan motorik kasar anak TK perlu diterapkan di sekolah di bawah
bimbingan guru, sehingga anak mampu melakukan gerakan-gerakan dengan baik yang
nantinya akan menumbuhkan rasa percaya diri pada anak.
Seiring
dengan perkembangan fisik yang beranjak matang, perkembangan motorik anak sudah
dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah selaras dengan
kebutuhan atau minatnya. Masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau
aktivitas. Anak cenderung menunjukkan gerakan-gerakan motorik yang cukup gesit
dan lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar
keterampilan yang berkaitan dengan motorik, seperti menulis, menggambar,
melukis, berenang, main bola atau atletik. Perkembangan fisik yang normal
merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses belajar, baik dalam
bidang pengetahuan maupun keterampilan. Dengan kata lain, perkembangan motorik
sangat menunjang keberhasilan belajar anak.
2.
3 perkembangan kognitif
Perkembangan Kognitif :
Ø Mengelompokkan
benda-benda yang sejenis
Ø Mengemlompokkan
bentuk
Ø Membedakan
rasa
Ø Membedakan
bau
Ø Membedakan
warna
Ø Menyebutkan
dan mengenal bilangan (1 –10)
Ø Rasa
inign tahu yang tinggi
Ø Imajinatif
Di
dalam kehidupan, anak dihadapkan kepada persoalan yang menuntut adanya
pemecahan. Menyelesaikan suatu persoalan merupakan langkah yang lebih kompleks
pada diri anak. Sebelum anak mampu menyelesaikan persoalan, anak perlu memiliki
kemampuan untuk mencari cara penyelesaiannya. Faktor kognitif mempunyai peranan
penting bagi keberhasilan anak dalam belajar, karena sebahagian besar aktivitas
dalam belajar selalu berhubungan dengan masalah mengingat dan berfikir.
2.
4 Perkembangan Bahasa
A.
Tahap
perkembangan bahasa berbicara anak secara umum
Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu: periode Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Mulai periode linguistik inilah mulai hasrat anak mengucapkan kata kata yang pertama, yang merupakan saat paling menakjubkan bagi orang tua. Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar, yaitu:
Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu: periode Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Mulai periode linguistik inilah mulai hasrat anak mengucapkan kata kata yang pertama, yang merupakan saat paling menakjubkan bagi orang tua. Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar, yaitu:
Ø Fase satu kata atau Holofrase
Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang kornpleks, baik yang bcrupa keinginan, perasaan atau temuannya tanpa pcrbedaan yang jelas. Misalnya kata duduk, bag: anak dapat berarti “saya mau duduk”, atau kursi tempat duduk, dapat juga berarti “mama sedang duduk”. Orang tua baru dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksudkan oleh anak tersebut, apabila kiia tahu dalam konteks apa kata tersrbut diucapkan, sambil mcngamati mimik (ruut muka) gerak serta bahasa tubuh lainnya. Pada umumnya kata pertama yang diurapkan oleh anak adalah kata benda, setelah beberapa waktu barulah disusul dengan kata kerja.
Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang kornpleks, baik yang bcrupa keinginan, perasaan atau temuannya tanpa pcrbedaan yang jelas. Misalnya kata duduk, bag: anak dapat berarti “saya mau duduk”, atau kursi tempat duduk, dapat juga berarti “mama sedang duduk”. Orang tua baru dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksudkan oleh anak tersebut, apabila kiia tahu dalam konteks apa kata tersrbut diucapkan, sambil mcngamati mimik (ruut muka) gerak serta bahasa tubuh lainnya. Pada umumnya kata pertama yang diurapkan oleh anak adalah kata benda, setelah beberapa waktu barulah disusul dengan kata kerja.
Ø Fase lebih dari satu kata
Fase dua kata muncul pada anak berusia sekkar 18 bulan. Pada fase ini anak sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Kalimat tersebut kadang-kadang terdiri dari pokok kalimat dan predikat, kadang-kadang pokok kalimat dengan obyek dengan tata bahasa yang tidak benar. Setelah dua kata, muncullah kalimat dengan tiga kata, diikuti oleh empat kata dan seterusnya. Pada periode ini bahasa yang digunakan oleh anak tidak lagi egosentris, dari dan uniuk dirinya sendiri. Mulailah mcngadakan komunikasi dengan orang lain secara lancar. Orang tua mulai melakukan tanya jawab dengan anak secara sederhana. Anak pun mulai dapat bercerita dengan kalimat-kalimatnya sendiri yang sederhana.
Fase dua kata muncul pada anak berusia sekkar 18 bulan. Pada fase ini anak sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Kalimat tersebut kadang-kadang terdiri dari pokok kalimat dan predikat, kadang-kadang pokok kalimat dengan obyek dengan tata bahasa yang tidak benar. Setelah dua kata, muncullah kalimat dengan tiga kata, diikuti oleh empat kata dan seterusnya. Pada periode ini bahasa yang digunakan oleh anak tidak lagi egosentris, dari dan uniuk dirinya sendiri. Mulailah mcngadakan komunikasi dengan orang lain secara lancar. Orang tua mulai melakukan tanya jawab dengan anak secara sederhana. Anak pun mulai dapat bercerita dengan kalimat-kalimatnya sendiri yang sederhana.
Ø Fase ketiga adalah fase diferensiasi
Periode terakhir dari masa balita yang bcrlangsung antara usia dua setengah sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Dalam berbicara anak bukan saja menambah kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi anak mulai mampu mengucapkan kata demi kata sesuai dengan jenisnya, terutama dalam pemakaian kata benda dan kata kerja. Anak telah mampu mempergunakan kata ganti orang “saya” untuk menyebut dirinya, mampu mempergunakan kata dalam bentuk jamak, awalan, akhiran dan berkomunikasi lebih lancar lagi dengan lingkungan. Anak mulai dapat mengkritik, bertanya, menjawab, memerintah, memberitahu dan bentuk-bentuk kalimat lain yang umum untuk satu pembicaraan “gaya” dewasa.
Periode terakhir dari masa balita yang bcrlangsung antara usia dua setengah sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Dalam berbicara anak bukan saja menambah kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi anak mulai mampu mengucapkan kata demi kata sesuai dengan jenisnya, terutama dalam pemakaian kata benda dan kata kerja. Anak telah mampu mempergunakan kata ganti orang “saya” untuk menyebut dirinya, mampu mempergunakan kata dalam bentuk jamak, awalan, akhiran dan berkomunikasi lebih lancar lagi dengan lingkungan. Anak mulai dapat mengkritik, bertanya, menjawab, memerintah, memberitahu dan bentuk-bentuk kalimat lain yang umum untuk satu pembicaraan “gaya” dewasa.
Menurut
Vygostky menjelaskan ada 3 tahap perkembangan bicara pada anak yang berhubungan
erat dengan perkembangan berpikir anak yaitu :
1. Tahap eksternal.
Yaitu terjadi ketika anak berbicara secara eksternal dimana
sumber berpikir berasal dari luar diri anak yang memberikan pengarahan,
informasi dan melakukan suatu tanggung jawab dengan anak.
2. Tahap egosentris. Yaitu dimana anak
berbicara sesuai dengan jalan pikirannya dan dari pola bicara orang dewasa.
3. Tahap Internal.Yaitu dimana dalam proses
berpikir anak telah memiliki suatu penghayatan kemampuan berbicara sepenuhnya.
Bicara
merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Semenjak anak masih
bayi string kali menyadari bahwa dengan mempergunakan bahasa tubuh dapat
terpenuhi kebutuhannya. Namun hal tersebut kurang mengerti apa yang dimaksud
oleh anak. Oleh karena itu baik bayi maupun anak kecil stlalu berusaha agar
orang lain mengcrti maksudnya. Hal ini yang mendorong orang untuk belajar
berbicara dan membuktikan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang paling
efektif dibandingkan dengan bentuk-bcntuk komunikasi yang lain yang dipakai
anak sebelum pandai berbicara. Oleh karena bagi anak bicara tidak sekedar
merupakan prestasi akan tctapi juga birfungsi nntuk mcncapni tujuannya,
misalnya:
1. Sebagai pemuas kebutuhan dan
keinginan.Dengan berbicara anak mudah untuk mcnjclaskan kebutuhan dan
keinginannya tanpa harus menunggu orang lain mengerti tangisan, gerak tubuh
atau ekspresi wajahnya. Dengan demikian kemampuan berbicara dapat mengurangi
frustasi anak yang disebabkan oleh orang tua atau lingkungannya tidak mengerti
apa saja yang dimaksudkan oleh anak.
2. Sebagai alat untuk menarik perhatian
orang lain. Pada umumnya setiap anak merasa senang menjadi pusat perhatian
orang lain. Dengan melalui keterampilan berbicara anak berpendapat bahwa
perhatian Orang lain terhadapnya mudah diperoleh melalui berbagai pertanyaan
yang diajukan kepada orang tua misalnya apabila anak dilarang mengucapkan
kata-kata yang tidak pantas. Di samping itu berbicara juga dapat untuk
menyatakan berbagai ide, sekalipun sering kali tidak masuk akal-bagi orang tua,
dan bahkan dengan mempergunakan keterampilan berbicara anak dapat mendominasi
situasi “.ehingga terdapat komunikasi yang baik antara anak dengan teman
bicaranya.
3. Sebagai alat untuk membina hubungan sosial.
Kemampuan anak berkomunikasi dengan orang lain merupakan syarat penting untuk
dapat menjadi bagian dari kelompok di lingkungannya. Dengan keterampilan
berkomunikasi anak-anak Icbih mudah diterima oleh kelompok sebayanya dan dapat
mempcroleh kescmpatan Icbih banyak untuk mendapat peran sebagai pcmimpin dari
suatu kelompok, jika dibandingkan dengan anak yang kurang terampil atau tidak
memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik.
4. Sebagai alat untuk mengevaluasi diri
sendiri. Dari pernyataan orang lain anak dapat mengetahui bagaimana perasaan
dan pendapat orang tersebut terhadap sesuatu yang telah dikatakannya. Di
samping anak juga mendapat kesan bagaimana lingkungan menilai dirinya. Dengan
kata lain anak dapat mengevaluasi diri melalui orang lain.
5. Untuk dapat mcmpengaruhi pikiran dan
peiasaan orang lain. Anak yang suka berkomentar, menyakiti atau mengucapkan
sesuatu yang tidak menyenangkan tentang orang lain dapat menyebabkan anak tidak
populer atau tidak disenangi lingkungannya. Sebaliknya bagi anak yang suka
mcngucapkan kata-kata yang menyenangkan dapat merupakan medal utama .bagi anak
agar diterima dan mendapat simpati dari lingkungannya.
6. Untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Dengan
kemampuan berbicara dengan baik dan penuh rasa percaya diri anak dapat
mempengaruhi orang lain atau teman sebaya yang berperilaku kurang baik menjadi
teman yang bersopan santun. Kemampuan dan keterampilan berbicara dengan baik
juga dapat merupakan modal utama bagi anak untuk menjadi pemimpin di lingkungan
karena teman sebryanya menaruh kepercayaan dan simpatik kepadanya.
B.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
Pengenalan bahasa yang lebih dini
dibutuhkan untuk memperoleh ketrampilan bahasa yang baik Dalam bukunya
“Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja” Syamsu Yusuf mengatakan bahwa
perkembangan bahasa dipengaruhi oleh 5 faktor, yaitu: faktor kesehatan,
intelegensi, statsus sosial ekonomi, jenis kelamin, dan hubungan keluarga. Secara
rinci dapat diidentifikasi sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan
bahasa, yaitu:
a.
Kognisi (Proses Memperoleh Pengetahuan)
Tinggi rendahnya kemampuan kognisi individu akan mempengaruhi cepat lambatnya perkembangan bahasa individu. Ini relevan dengan pembahasan sebelumnya bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara pikiran dengan bahasa seseorang.
Tinggi rendahnya kemampuan kognisi individu akan mempengaruhi cepat lambatnya perkembangan bahasa individu. Ini relevan dengan pembahasan sebelumnya bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara pikiran dengan bahasa seseorang.
b.
Pola Komunikasi Dalam Keluarga.
Dalam suatu keluarga yang pola komunikasinya banyak arah akan mempercepat perkembangan bahasa keluarganya.
Dalam suatu keluarga yang pola komunikasinya banyak arah akan mempercepat perkembangan bahasa keluarganya.
c.
Jumlah
Anak Atau Jumlah Keluarga.
Suatu keluarga yang memiliki banyak anggota keluarga, perkembangan bahasa anak lebih cepat, karena terjadi komunikasi yang bervariasi dibandingkan dengan yang hanya memiliki anak tunggal dan tidak ada anggota lain selain keluarga inti.
Suatu keluarga yang memiliki banyak anggota keluarga, perkembangan bahasa anak lebih cepat, karena terjadi komunikasi yang bervariasi dibandingkan dengan yang hanya memiliki anak tunggal dan tidak ada anggota lain selain keluarga inti.
d.
Posisi Urutan Kelahiran.
Perkembangan bahasa anak yang posisi kelahirannya di tengah akan lebih cepat ketimbang anak sulung atau anak bungsu. Hal ini disebabkan anak sulung memiliki arah komunikasi ke bawah saja dan anak bungsu hanya memiliki arah komunikasi ke atas saja.
Perkembangan bahasa anak yang posisi kelahirannya di tengah akan lebih cepat ketimbang anak sulung atau anak bungsu. Hal ini disebabkan anak sulung memiliki arah komunikasi ke bawah saja dan anak bungsu hanya memiliki arah komunikasi ke atas saja.
e.
Kedwibahasaan (Pemakaian dua bahasa)
Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih dari satu atau lebih bagus dan lebih cepat perkembangan bahasanya ketimbang yang hanya menggunakan satu bahasa saja karena anak terbiasa menggunakan bahasa secara bervariasi. Misalnya, di dalam rumah dia menggunakan bahasa sunda dan di luar rumah dia menggunakan bahasa Indonesia.
Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih dari satu atau lebih bagus dan lebih cepat perkembangan bahasanya ketimbang yang hanya menggunakan satu bahasa saja karena anak terbiasa menggunakan bahasa secara bervariasi. Misalnya, di dalam rumah dia menggunakan bahasa sunda dan di luar rumah dia menggunakan bahasa Indonesia.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi anak berbicara Awal masa kanak-kanak terkenal sebagai masa
tukang ngobrol, karena sering kali anak dapat berbicara dengan mudah tidak
terputus-putus bicaranya. Adapun faktor-faktor yang terpenting didalam anak
banyak bicara yaitu :
1.
Inteligensi.
Yaitu semakin cerdas (pintar) anak, semakin cepat anak menguasai keterampilan
berbicara.
2.
Jenis
disiplin. Yaitu anak-anak yang cenderung dibesarkan dengan cara disiplin lebih
banyak bicaranya ketimbang pada suatu kekerasan.
3.
Posisi
urutan. Yaitu anak sulung cenderung/didorong ortu untuk banyak berbicara
daripada adiknya.
4.
Besarnya
keluarga
5.
Status
sosial ekonomi
6.
Status
ras
7.
Berbahasa
dua
8.
Penggolongan
peran seks
Potensi Anak Berbicara Didukung oleh
Beberapa Hal :
1.
Kematangan
alat berbicara. Kemampuan berbicara juga tergantung pada kematangan alat-alat
berbicara. Misalnya tenggorokan, langit-langit, lebar rongga mulut dan
Iain-lain dapat mempengaruhi kematangan berbicara. Alat-alat tersebut baru
dapat berfungsi dengan baik setelah sempi’rpa dan dapat membentuk atau
memproduksi suatu kata dengan baik scbagai permulaan berbicara.
2.
Kesiapan berbicara. Kesiapan mental anak
sangat berganrung pada pertumbuhan dan kematangan otak. Kesiapan dimaksud
biasanya dimnlai sejak anak berusia antara 12-18 bulan, yang discbut teachable
moment dari perkembangan bicara. Pada saat inilah anak betul-betul sudah siap
untuk belajar. bicara yang sesungguhriya. Apabila tidak ada gangguan anak akan
segera dapat berbicara sekalipun belum jelas maksudnya.
3.
Adanya model yang baik untuk dicontoh oleh
anak. Anak dapat membutuhkan suatu model tertentu -agar dapat melafalkan kata
dengan tepat untuk dapat dikombinasikan dengan kata lain sehingga menjadi suatu
kalimat yang berarti. Model tersebut dapat diperoleh dari orang lain, misalnya
orang tua atau saudara, dari radio yang sering didengarkan atau dari TV, atau actor
film yang bicaranya jelas dan berarti.
Anak akan mengalami kesulitan apabila tidak
pernah memperoleh model sebagaimana disebutkan diatas. Dengan scndirinya potensi
anak tidak dapat berkembang sebagaimana mestinya.
4.
Kesempatan berlatih. Apabila anak kurang
mendapatkan latihan keterampilan berbicara akan timbul frustasi dan bahkan
sering kali marah yang tidak dimengerti penyebabnya oleh orang tua atau
lingkungannya: Pada gilirannya anak kurang memperoleh moUvasi untuk belajar
berbicara yang pada umumnya disebut “anak ini lamban” bicaranya.
5.
Motivasi
untuk belajar dan berlalih. Memberikan motivasi dan melatih anak untuk
berbicara sangat penting bagi annk karena untuk memenuhi kebutuhannya untuk
memanfaatkan potensi anak. Orang tua hendaknya selalu berusaha agar motivasi
anak untuk berbicara jangan terganggu atau tidak mendapatkan pengarahan.
6.
Bimbingan. Bimbingan bagi anak sangat. penting
untuk mengembangkan potensinya. Oleh karena itu hendaknya orang tua suka
memberikan contoh atau model bagi anak, berbicara dengan pelan yang mudah
diikuti oleh anak dan orang tua siap memberikan kritik atau mcmbetulkan apabila
dalam berbicara anak berbuat suatu kesalahan. Bimbingan tersebut sebaiknya
selalu dilakukan secara terus menerus dan konsisten sehingga anak tidak mengalami
kesulitan apabila berbicara dengan orang lain.
Langkah-langkah untuk membantu
perkembangan bahasa anak :
Ø Membaca. Kegiatan ini adalah
kegiatan yang paling penting yang dapat dilakukan bersama anak setiap hari.
Ketika orang tua membaca, tunjuklah gambar yang ada di buku dan sebutkan nama
dari gambar tersebut keras-keras. Mintalah anak untuk menunjuk gambar yang sama
dengan yang ada sebutkan tadi. Buatlah kegiatan membaca menjadi menyenangkan
dan menarik bagi anak dan lakukanlah setiap hari.
Ø Berbicaralah mengenai kegiatan
sederhana yang orang tua dan anak lakukan dengan menggunakan bahasa yang
sederhana.
Ø Perkenalkan kata-kata baru pada anak
setiap hari, dapat berupa nama-nama tanaman, nama hewan ataupun nama makanan
yang disiapkan baginya.
Ø Cobalah untuk tidak menyelesaikan kalimat
anak. Berikan kesempatan baginya untuk menemukan sendiri kata yang tepat yang
ingin dia sampaikan.
Ø Berbicaralah pada anak setiap hari, dan
pandanglah mereka ketika berbicara atau mendengarkan mereka. Biarkan mereka
tahu bahwa mereka sangat penting.
Berikut
beberapa cara untuk menstimulasi agar perkembangan bicara batita semakin lancar
dan ia gemar bicara:
Ø Ceritakan kesibukan Anda. Omongkan
dengan lantang apa saja yang sedang Anda kerjakan dan lemparkan
pertanyaan-pertanyaan untuk batita. “Teruslah bicara, walaupun Anda nampak
konyol karena batita tak bisa menjawab,” usul Pam Quinn, terapis wicara di RS
Rehabilitasi Schwab, Chicago.
Ø Jadi ‘role model’. Bila batita Anda
mengatakan “cucu” untuk susu, gunakan pengucapan yang benar ketika Anda
merespon, “Ini susumu.” Kembangkan penguasaan bahasanya dengan menambahkan
kata-kata baru, misalnya “Susumu warnanya putih, enak sekali.” Strategi ini tak
hanya akan menambah jumlah kosa katanya tapi juga mengajarkan cara kombinasi
kata. Namun hindari mengoreksi ucapannya. “Menunjukkan kesalahan anak bisa
membuatnya tak nyaman. Bahkan anak seusia itupun dapat mulai merasa bahwa
apapun yang dilakukannya selalu salah di mata ibu,” kata Pam lagi.
Ø Berlagak “bodoh”. Beri batita kesempatan untuk
meminta dan mengungkapkan kebutuhannya sebelum Anda memberikan padanya.
Contohnya, saat bermain, ia menggulirkan bola dan Anda tahu ia ingin Anda
mengembalikan bola itu padanya, pura-pura saja Anda tidak mengerti, berikan
ekspresi wajah bingung dan bertanya, “Ibu harus apa?” Jeda seperti ini akan
menyemangatinya untuk berkomunikasi.
Ø Tetap nyata. Hindari untuk
mengucapkan kata berlebihan atau berbicara dalam bahasa slang atau bahasa
pergaulan yang tak dimengerti balita usia 1-2 tahun. Orangtua wajib berbicara dalam
kalimat-kalimat reguler dan dalam bahasa yang benar, yang akan membantu anak
mengerti cara memadukan kata menjadi kalimat yang bermakna.
C.
Keterlambatan
dan bahaya (gangguan) di dalam perkembangan bicara pada anak.
Apabila tingkat perkembangan bicara berada dibawah tingkat kualitas perkembangan bicara anak yang umumnya sama yang dapat diketahui dari ketepatan penggunaan di dalam kosa kata (bahasa) anak tersebut pada saat bersama teman sebayanya bercakap-cakap/berbicara menggunakan kata-kata terus dianggap muda diajak bermain dengan kata-kata. Keterlambatan berbicara tidak hanya mempengaruhi penyesuaian akademis dan pribadi anak pengaruh yang paling serius adalah terhadap kemampuan membaca pada awal anak masuk sekolah.
Apabila tingkat perkembangan bicara berada dibawah tingkat kualitas perkembangan bicara anak yang umumnya sama yang dapat diketahui dari ketepatan penggunaan di dalam kosa kata (bahasa) anak tersebut pada saat bersama teman sebayanya bercakap-cakap/berbicara menggunakan kata-kata terus dianggap muda diajak bermain dengan kata-kata. Keterlambatan berbicara tidak hanya mempengaruhi penyesuaian akademis dan pribadi anak pengaruh yang paling serius adalah terhadap kemampuan membaca pada awal anak masuk sekolah.
Banyak penyebab keterlambatan bicara pada anak
umumnya adalah rendahnya tingkat kecerdasan yang membuat anak tidak mungkin
belajar berbicara sama baiknya seperti teman-teman sebayanya, yang
kecerdasannya normal atau tinggi kurang motivasi karena anak mengetahui bahwa
mereka dapat berkomunikasi secara memadai dengan bentuk prabicara dorongan
orang tua/orang dewasa, terbatasnya kesempatan praktek berbicara karena
ketatnya batasan tentang seberapa banyak mereka diperbolehkan berbicara
dirumah.
Salah
satu penyebab tidak diragukan lagi paling umum dan paling serius adalah
ketidakmampuan mendorong/memotivasi anak berbicara, bahkan pada saat anak mulai
berceloteh. Apabila anak tidak diberikan rangsangan (stimulasi) didorong untuk
berceloteh, hal ini akan menghambat penggunaan didalam berbahasa/kosa kata yang
baik dan benar. Kekurangan dorongan tersebut merupakan penyebab serius
keterlambatan berbicara anak terlihat dari fakta bahwa apabila orang tua tidak
hanya berbicara kepada anak mereka tetapi juga menggunakan kosa kata yang lebih
luas dan bervariasi, adapun kemampuan anak didalam berbicara yang berkembang
sangat pesat dan cepat yaitu contohnya : anak-anak dari golongan yang lebih
atau menengah yang orang tuanya ingin sekali menyuruh mereka (anak) belajar berbicara
lebih awal (cepat) dan lebih baik. Sangat kurang kemungkinannya mengalami
keterlambatan berbicara pada anak. Sedangkan anak yang berasal dari golongan
yang lebih rendah yang orang tuanya tidak mampu memberikan dorongan tersebut
bagi mereka, apakah kekurangan waktu/karena mereka tidak menyadari betapa
pentingnya suatu perkembangan bicara pada anak didik tersebut.
Gangguan/bahaya
didalam perkembangan bicara pada anak yaitu :
1. Kelemahan didalam berbicara
(berbahasa) kosa kata
2. Lamban mengembangkan suatu bahasa/didalam
berbicara
3. Sering kali berbicara yang tidak teratur
4. Tidak konsentrasi didalam menerima
suatu kata (bahasa) dari orang tua/guru.
Kesalahan
yang umum didalam pengucapan/bahasa (berbicara) pada anak yaitu:
1. Menghilangkan satu suku kata/lebih
biasanya terletak ditengah-tengah kata contohnya : “buttfly” padahal
“butterfly”.
2. Mengganti huruf/suku kata seperti
“tolly” padahal “Dolly”, “handakerchief” padahal “handkerchief”.
3. Menghilangkan huruf mati yang sulit
untuk diucapkan oleh anak contohnya :
z,w,s,d, dan g.
4. Huruf-huruf hidup khususnya O yang
paling sulit dikatakan anak (diucapkan)
5. Singkatan gabungan huruf mati yang
sulit diucapkan oleh anak contohnya :
“st, sk, dr, fl,
str”.
Perkembangan berbicara merupakan suatu
proses yang sangat sulit dan rumit. Terdapat beberapa kendala yang sering kali
dialami oleh anak, antara lain:
1. Anak cengeng. Anak yang sering kali
menangis dengan berlebihan dapat menimbulkan gangguan pada fisik maupun psikis
anak. Dari segi fisik, gangguan tersebut dapai berupa kurangnya energi sehingga
secara otomatis dapat menyebabkan kondisi anak tidak fit. Sedangkan gangguan
psikis yang muncul adalah perasaan ditolak atau tidak dicintai oleh orang
tuanya, atau anggota kcluarga lain. Sedangkan rcaksi sosial tcrhadap tangisan
anak biasanya bernada negatif. Oleh karena itu pcranan orang tua sangat penting
untuk menanggulangi hal tersebut, salah satu cara untuk mengajarkan komunikasi
yang cfcktif bagi anak.
2. Anak sulit memahami isi pembicaraan
orang lain. Sering kali anak tidak dapat memahami isi pembicaraan orang tua
atau anggota keluarga lain. Hal ini disebabknn kurangnya perbeidaharaan kata
pada anak. Di samping itu juga dikarenakan orang tua sering kali berbicara
sangat cepat dengan mempergunakan kata-kata yang belum dikenal oleh .anak. Bagi
keluarga yang mcnggunakan dua bahasa (bilingual) anak akan. lebih banyak
mengalami kesulitan untuk memahami pembicaraan orang tuanya atau saudaranya
yang tinggal dalam satu rumah. Orang tua hendaknya selalu berusaha mencari
penyebab kesulitan anak dalam memahami pembicaraan tersebut agar dapat
memperbaiki atau membetulkan apabila anak kurang mengerti dan bahkan salah
mengintepretasikan suatu pembicaraan.
BAB III
PENUTUP
3.
1 Kesimpulan
Perkembangan
anak usia dini sama pentingnya dengan aspek
perkembangan yang lain. Apabila anak tidak mampu melakukan gerakan fisik dengan
baik akan menumbuhkan rasa tidak percaya diri dan konsep diri negatif dalam
melakukan gerakan fisik. Pada umumnya anak usia Taman Kanak-Kanak sangat aktif,
mereka memiliki penguasaan terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan
sendiri. Oleh karena itu orang tua atau guru perlu menyediakan ruang dan waktu
bagi anak untuk melakukan kegiatan yang dapat melatih otot kasar anak serta
menyediakan barang-barang dan peralatan bagi anak yang bisa didorong, diangkat,
dilempar atau dijinjing.
3.
2 Saran
Disarankan kepada pihak pembaca agar
lebih teliti,agar dapat memahami makalah ini sehingga apabila terdapat
kesalahan dan kekurangan bisa disarankan kepada penyusun,agar pembuatan makalah
berukutnya bisa disempurnakan baik dari segi materi maupun sistematika makalah
berikutnya.
Komentar
Posting Komentar